Tips Ngajari Perempuan Berani Nyetir Mobil
"Bagaimana rasanya pertama kali belajar nyetir mobil sendiri? Setiap perempuan apalagi yang memiliki kesempatan nyetir untuk pertama kalinya pasti memiliki rasa yang sama. Degdegan... Panas dingin sekujur tubuh dan selalu grogi .Tapi kalau ga mulai sekarang? Mau kapan?
Saya pernah mendengar curhat seorang ibu. "Kemaren saya sempat nangis di beca... Ketika aku tanya kenapa? Beliau langsung mengungkapkan perasaannya.
"Saya punya mobil, ada motor juga tapi karena ga bisa pakai, kemana-mana mesti minta anter suami. Jika suami lagi santai sih ga masalah., kemaren suami sibuk, nunggu beca ga muncul juga... Akhirnya saya terpaku di terminal dengan basah kuyup karena hujan angin"
Cerita ini mungkin dialami oleh banyak ibu-ibu dengan kasus yang berbeda. Intinya sama, wanita memiliki keinginan untuk belajar nyetir tapi selalu dibayang-bayangi oleh berbagai macam kekhawatiran, entah itu datang dari dirinya sendiri, orang tua, suami atau secara tidak kangsung melalui obrolan dan pengalaman orang lain.
Mau belajar nyetir?
Ga usah peduli apa kata orang, niatkan dengan tulus bahwa kemampuan kita nanti semata-mata untuk mendukung kepentingan keluarga bukan gaya-gayaan apalagi pamer.
Bagi para suami atau para bapak, berikanlah dukungan mental agar anak atau istri anda memiliki rasa percaya diri dengan kemampuannya.
Di bawah ini ada beberapa tips singkat yang mungkin bisa membantu:
1. Jika sudah ada niat untuk belajar, berikan kepercayaan pada istri/anak perempuan untuk mengikuti kursus mengemudi.
Sebenarnya belajar manual juga bisa, tetapi kebanyakan kaum hawa memiliki tingkat "percaya diri" yang lebih rendah, dalam hal berkendaraan dengan laki-laki. Walaupun hal ini tidak berlaku secara umum. Ada juga perempuan yang lebih mahir dibanding laki-laki.
2. Jangan sekali-kali memberikan "penilaian buruk" ketika dia sedang memegang stir.
Hal ini akan menurunkan keberaniannya. Sebenarnya, setiap orang, yang mahir sekalipun pernah mengalami beberapa kesalahan atau posisi "kagok" sehingga telat injek kupling buat oper gigi (bagi mobil manual) atau tiba-tiba mati mesin.
Memberikan komentar hanya membuatnya semakin grogi. Ajari dia dengan perlahan, misalnya dengan mengucapkan.. "Tenang Bu, oper gigi 2... Rasakan ketika ibu berkendaraan"
Ga usah berkendaraan dengan cepat atau grasa grusu. Karena di jalan itu selain kendaraan lain, banyak hal yang harus diperhatikan bahkan cenderung dihindari.
3. Jika terjadi kecelakaan, misalnya keserempet atau "body" mobil tergores tidak boleh dimarah-marah, jika ada uang untuk ke bengkel ya tinggal ganti aja, kalo ga ada biarkan mobil dg kondisi apa adanya, lama-lama istri/anakmu juga akan malu jika mobilnya banyak "lukisan" dan dia pasti akan berusaha untuk lebih hati-hati
4. Beri tahu atau ingatkan tentang rambu dan marka jalan, aturan penggunaan lampu dan klakson tapi bukan dengan cara menggurui. Bisa jadi di tempat kursus hal itu sudah dipelajari tetapi berikan semua itu dengan mencontohkan pengendara lain ketika di jalan. Misalnya: "Kemaren ada yg bawa mobil... Itu sen nya ke kiri tapi belok kanan ya. Ga boleh tuh... Kan bisa celaka"
"Ini aturannya ga boleh nyalip... Markanya kan lurus, ga putus-putus...tp mobil di depan maksa banget ya, untung ga ada kendaraan di depannya... "
Cerita seperti itu akan disimpan dalam memori istri anda dibandingkan dengan kalimat "Kamu ini gimana? Sen nya ke kiri... Kita mau belok kanan tauuuuu! "
Wahhh dijamin grogi dan salah injak rem hehehe atau disuruh oper gigi dengan segera...
Ah Pak... Nanti kalau percaya dirinya udah kumpul dia dengan sendirinya akan nyoba gigi 3,4 dan 5 tidak melulu di gigi 2 seperti ketika dia belajar.
5. Beri dia kesempatan membawa sendiri ke tempat yang lebih jauh atau mencoba mobil jenis dan merk lain untuk menumbuhkan kemahirannya.
Selamat mencoba ya Bapak-bapak...
Biarkan ibu/istri/anak perempuannya belajar tanpa tekanan. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda tapi ibarat anak kecil yang mau bisa belajar jalan, jangan mengkhawatirkan secara berlebihan. Kasih tau resikonya saja, jika nyenggol orang, nyenggol kendaraan lain atau jika mobilnya tergores resikonya adalah.. Bla bla bla....
Bagi ibu-ibu selamat mencoba ya.
Butuh keberanian ekstra yang didukung kemampuan dan kehati-hatian. Perempuan juga harus mampu berkuda dan memanah.
Mungkin zaman sekarang, selain kuda dalam arti yang sesungguhnya juga "kuda besi" yang sudah lazim menjadi fasilitas kita kemanapun kita pergi.
#Keep spirit
#Terimakasih atas motivasinya
Singaparna, penghujung Maret 2017
#1 minggu 1 cerita
Komentar
Posting Komentar