Artikel yang di Pernah di muat Kabar Priangan

ANAK CERDAS, CALON GURU FAVORIT

Oleh: Ai Titin, Guru SMA Muhammadiyah Singaparna
          
Kecerdasan intelektual (bahasa Inggris: intelligence quotient, disingkat IQ) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.
          Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.Dalam mengartikan kecerdasan, para ahli mempunyai pengertian yang beragam.
          Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap masalah dalam berbagai situasi.
          Anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan tidak semua kecerdasan itu ditunjukan dengan prestasinya di dalam kelas (baca:juara kelas) jadi sebagai seorang guru yang dulunya juga merupakan murid, jangan sekali-kali melihat kecerdasan itu dari satu sisi saja. Setiap anak memiliki kecenderungan berubah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: semangat dari dalam dirinya, motivasi dari pihak lain dan lingkungan yang membentuknya.
Pada dasarnya semua guru pernah mengalami menjadi murid sehingga memiliki pengalaman yang bisa dijadikan rujukan ketika dia menjadi seorang guru bahkan ada yang menjiplak seratus persen guru favoritnya.
          Kemampuan guru mengajar di kelas dibekali dengan kemampuan mengkombinasikan pengetahuan yang diperolehnya di bangku kuliah dengan pengalamannya mengajar serta kondisi fisik dan psikis siswa. Guru dan siswa yang secara fisik dan psikisnya baik memiliki kesempatan belajar lebih baik, ditambah lagi dengan tujuan pendidikan (baik secara nasional maupun lokal) dan urgensi yang tertata /terencana maka akan menghasilkan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, disitulah muncul istilah “guru favorit”.
          Siapa yang tidak ingin mendapat julukan guru favorit, disenangi muridnya ketika di dalam kelas, disanjung oleh alumninya dan menjadi rujukan bagi murid-muridnya? Maka buatlah suasana belajar yang menyenangkan dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak. Guru juga harus menerima setiap instrospeksi yang dilontarkan oleh anak, rekan sejawat atau atasan. Tak ada istilah guru senior atau  yunior ketika berhadapan dengan anak didik di dalam kelas, yang ada adalah guru yang mampu membuat siswanya betah duduk berlama-lama di kelas dan merasa kecewa jika gurunya tidak masuk kelas.
            Guru pada zaman ini harus menekankan pencapaian kompetensi abad 21 dengan 4C yaitu: Collaborative, Creative, Critical Thingking, Comunicative serta penguatan karakter dan literasi yang tercantum dalam RPP. Pada proses pembelajaran harus diberikan porsi agar siswa berkembang lebih baik, memiliki karakter seperti yang kita harapkan, berpikir kritis, kreatif, kerjasama dan komunikatif.
          Guru juga bukan dikhususkan mengajar anak baik-baik dan pinter saja, pada kenyataannya di lapangan guru harus bisa merubah anak yang kurang rajin menjadi rajin, yang kurang disiplin menjadi disiplin dan sebagainya sehingga itulah tolak ukur keberhasilan seorang guru. Kebanyakan guru merasa berat jika kebetulan berhadapan dengan murid yang “agak malas dan “kurang pinter” padahal disitulah tantangannya. Jika guru mampu menghadapi semua tantangan yang ada dan kemudian siswa tersebut berhasil di kemudian hari bahkan menjadikannya guru favorit maka sebagai guru akan muncul kepuasan yang luar biasa.

           Ambillah sesuatu yang positif yang mampu merubah murid menjadi lebih baik dari segi pedagogik dan akhlaqnya. Kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh lamanya belajar, tingginya tingkat pendidikan atau statusnya di masyarakat tetapi bagaimana seseorang itu berubah menjadi lebih baik dan mampu “survive” di segala kondisi.***



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEBARAN FAUNA DUNIA

Anak Titipan

BIOSFER