Asisten Rumah Tangga

          Banyak orang yang kebingungan ketika berhadapan dengan Iedul Fitri,  bukan masalah baju lebaran atau kue-kue yang harus dipersiapkan tetapi lebih ke asisten rumah tangga

          Biasanya,  seminggu sebelum lebaran adalah masa yang mendebarkan ketika asisten rumah tangga minta pulang kampung.  Semua pekerjaan rumah yang biasanya mereka selesaikan menjadi sarapan keluarga dengan sejumput ketidakbiasaan yang mendatangkan kecanggungan.

          Bagi pasutri yang dua-duanya sibuk mencari uang dan bekerja hingga sore atau malam hari, mau tidak mau harus memiliki asisten apalagi mempunyai anak yang masih kecil,  lebih dari satu lagi.

          Ada juga beberapa pasutri yang menitipkan anak pada orang tuanya,  tetapi walaupun lebih efektif dan aman,  ada saja pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan oleh orang tua kita.  Masa mama dan mama mertua harus nyuci dan nyapu,  dosa lho. Akhirnya kita mencari asisten untuk meringankan pekerjaan yang tidak bisa kita kerjakan sendiri.

          Waktu baru punya anak satu dan serumah dengan mertua,  menitipkan anak itu pada mertua saja dan alangkah cape ketika pulang kerja harus nyuci,  nyetrika dan menyiapkan makan.  Walaupun seringnya dibantu, tapi kita akan merasa ga enak.  Mau punya asisten juga ga enak karena ketidakjelasan pekerjaan (bekerjanya dg kita apa dengan orang tua kita) ?

          Setelah punya rumah sendiri,  semuanya baru diputuskan untuk punya asisten.  Sebenarnya sih,  waktu pekerjaanku dan suami jauh di kota yang berbeda dengan mertua,  kami mempekerjakan asisten orang sana asli.  Jadi aku punya anak empat itu,  empat orang pula asisten yang pernah bekerja denganku.
           Anak pertama diasuh sama tetangga deket rumah, sebrang jalan.  Sebuah keluarga yang memiliki satu anak laki-laki dan tinggal bersama ibunya yang sudah menjanda.  Anakku selalu diantar sekolah oleh mereka (suami istri).  Kebetulan sekolahnya cukup jauh dan spesifik karena anakku yang pertama itu berkebutuhan khusus.
Dia kuberi sepeda motor sebagai inventaris antar jemput anakku.

          Anakku yang kedua,  lagi kecil ikut dengan aku dan suami di sebuah kota kecamatan yang cukup jauh dari tempat tinggalku.  Kami ngontrak rumah dan anakku diasuh bi Turiah,  wanita asal Jawa tengah yang sudah lama menetap di daerah Sunda. Walau akhirnya kembali diurus mertua ketika kami pindah kerja lagi

          Anakku yang ketiga diasuh oleh tetangga yang kebetulan berbaik hati mengurusnya,  anaknya baru satu Dan suaminya kerja di kota sehingga dia memiliki waktu luang mengurus anakku.

          Anakku yang keempat diurus oleh sepupu suamiku,  keluarganya sangat menyayangi si bungsu. Aku sangat beruntung memiliki teman sekaligus asisten yang respek dengan keluarga kami.  Jika kami bepergian maka rumah kami dia jaga dengan baik.  Kebetulan rumahnya ada tepat di depan rumah kami.  Anak-anak kami yang 4 orang itu kadang makan di rumah mereka. Dia pandai mengatur uang jajan anak-anak.
Dia juga ga hitung-hitungan dengan gaji dan pemberian kami.

          Anakku semuanya betah di bawah pengasuhannya. Jika orang lain mengeluhkan asistennya yang suka mencuri atau berbohong,  tidak begitu denganku.
 Aku sangat berayukur karena dia teramat baik seperti kakak sendiri.  Jika ada makanan di rumah, dia tidak akan berani mengambilnya kecuali kami menyuruhnya.  Makanya kalo makanan tersimpan di meja dan kami pergi berlibur maka ketika pulang kami akan menjumpai makanan itu busuk, saking tak beraninya dia mengambil barang/makanan punya orang lain.


Aku tak khawatir jika lupa menyimpan uang atau barang berharga lainnya karena dia akan mengamankannya.
Di zaman sekarang,  sulit rasanya mencari orang jujur dan terpercaya.
          Alhamdulillah. Kami sekeluarga dipertemukan dengan Orang-orang baik dan penuh perhatian. Tidak ada sekat signifikan diantara kami,  kami selalu sharing tentang kepengasuhan anak-anak,  kami juga tak segan berbagi makanan atau pakaian. Mereka juga merasa betah bersama kita bukan karena uang kita tapi kenyamanan yang kita berikan***

Singaparna,  5 April 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEBARAN FAUNA DUNIA

Anak Titipan

BIOSFER