PUISI AI TITIN
DIORAMA KEHIDUPAN
Adalah risau
Ketika menjadi pusat perhatian
Sebelum naik ke pelaminan
Ada sembilu mengiris
Ketika ada bait-bait pertanyaan
Mengapa belum punya buah hati?
Bertubi-tubi hingga urusan kasab
Tempat tinggal
Dan setumpuk lainnya
Bertambah bilangan masa
Bertambah pertanyaan
Bertambah masalah
Terbanglah ke awan
Lihatlah betapa buku kehidupan
Hanya sepenggal episode
Yang harus dipertanggungjawabkan
Singaparna, 1 April 2017
Adalah risau
Ketika menjadi pusat perhatian
Sebelum naik ke pelaminan
Ada sembilu mengiris
Ketika ada bait-bait pertanyaan
Mengapa belum punya buah hati?
Bertubi-tubi hingga urusan kasab
Tempat tinggal
Dan setumpuk lainnya
Bertambah bilangan masa
Bertambah pertanyaan
Bertambah masalah
Terbanglah ke awan
Lihatlah betapa buku kehidupan
Hanya sepenggal episode
Yang harus dipertanggungjawabkan
Singaparna, 1 April 2017
Puisi Tentang Hati
Siapa pengisi hati?
Dialah nurani yang tak pernah menghianati
Meski bibir berkata sejuta makna
Semua keluar begitu saja tanpa logika
Kadang mengalir bak gletser Himalaya
Membuat orang terseret
Ke lembah moreina paling dalam
Merasa di abaikan
Merasa tersingkir
Merasa dendam dan benci
Tapi
Kita tak bisa membuat praduga
Takkan bisa menerka
Makna di balik kata-kata
Hanya hati dan pemiliknya yang tahu
Yah...
Jika dada penuh bara
Jika logika dipenuhi prasangka
Kembalikan pada hati
Karena
Nurani tak kan mampu berbohong
Singaparna, Maret 2017
Pagiku
Menyibak selimut
Jengah
Berantakan
Menyiapkan sarapan
Berteriak
Loncat sana sini
Rutinitas setiap hari
Takkan pernah henti
Tak ada ujung menghitung tikungan
Nyalip beca dengan tegang
Menyiapkan materi
Menumbuhkan asa
Anak bangsa
Pekak suara knalpot
Berisik peluit tukang parkir
Terdampar pada harapan
Memperoleh ilmu
Menyebar kembali
Merajut mimpi
#Tasikmalaya, akhir maret yg panjang
Siapa pengisi hati?
Dialah nurani yang tak pernah menghianati
Meski bibir berkata sejuta makna
Semua keluar begitu saja tanpa logika
Kadang mengalir bak gletser Himalaya
Membuat orang terseret
Ke lembah moreina paling dalam
Merasa di abaikan
Merasa tersingkir
Merasa dendam dan benci
Tapi
Kita tak bisa membuat praduga
Takkan bisa menerka
Makna di balik kata-kata
Hanya hati dan pemiliknya yang tahu
Yah...
Jika dada penuh bara
Jika logika dipenuhi prasangka
Kembalikan pada hati
Karena
Nurani tak kan mampu berbohong
Singaparna, Maret 2017
Pagiku
Menyibak selimut
Jengah
Berantakan
Menyiapkan sarapan
Berteriak
Loncat sana sini
Rutinitas setiap hari
Takkan pernah henti
Tak ada ujung menghitung tikungan
Nyalip beca dengan tegang
Menyiapkan materi
Menumbuhkan asa
Anak bangsa
Pekak suara knalpot
Berisik peluit tukang parkir
Terdampar pada harapan
Memperoleh ilmu
Menyebar kembali
Merajut mimpi
#Tasikmalaya, akhir maret yg panjang
Komentar
Posting Komentar